- Sejak Dibuka, Belum Satupun Partai Di Lembata Daftarkan Bacalegnya
- Bawaslu Lembata Gelar Media Gathering Tentang Penetapan Jumlah Kursi dan Dapil
- Tarian Kolosal Dolo Dolo Puncaki Hardiknas di Lembata
- Serikat Pekerja Lembata, Berhasil Fasilitasi Kenaikan Upah Buruh Pelabuhan
- Lapas Lembata Gelar Sholat Ied Dan Pemberian Remisi Kepada WBP
- Di-PHK Sepihak, Tiga Petugas SPBU di Lembata Mengadu ke Dinas Nakertrans
- Sehari Jadi Kapolres Lembata, Josephien Tancap Gas Bereskan Antrian Panjang BBM
- Ujian Sekolah Berbasis Digital di SD II Waikomo Berjalan Lancar
- Upacara Cahaya Awali Vigili Malam Paskah di Lembata
- Janji BPH Migas Hanya Isapan Jempol, Tak Satupun Kasus Mafia BBM Di Lembata Terungkap
RSUD Lewoleba Jadi Rumah Sakit Rujukan Covid-19, Pemkab Lembata Gelontorkan 5 Miliar Rupiah
Tangkal Virus Korona

Keterangan Gambar : Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday dan Sekda Lembata, Paskal Tapobali Meminpin Rapat Percepatan Penanganan Covid-19
PEMERINTAH Kabupaten Lembata, Nusa
Tenggara Timur, hanya mampu menggelontorkan dana senilai 5 Miliar Rupiah, guna
menyediakan perlengkapan medis menghadapi ancaman covid-19. Opsi reschedule dan
Sisir Ulang anggaran di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terpaksa dilakukan pemerintah
setempat, guna memulai langkah persiapan
membenahi fasilitas untuk merawat Pasien Covid-19 di RSUD Lewoleba.
Baca Lainnya :
- Aparat Polres Lembata Semprotkan Cairan Disinfektan di Rumah Ibadah Sebelum Sholat Jumad0
- Lawan Covid-19, Anggota Polres Lembata Dilatih Cara Membuat Cairan Disinfektan Dan Hand Sanitizer0
- Isteri Gubernur Ajak Rakyat NTT Perangi Korona Dengan Rempah-Rempah 0
- Covid-19, Peserta MTQ Di Lembata Jalani Pemeriksaan Suhu Tubuh0
- 633 Warga Lembata Terpapar HIV/Aids, Warga Diajak Terapkan Gerakan 1821 0
Langkah tersebut dipersiapakan Pemkab
Lembata, menyusul keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur menambah 8 Rumah Sakit
rujukan Covid-19 di Nusa Tenggara Timur. Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi NTT
telah memiliki 11 Rumah sakit rujukan covid-19, meski dalam kondisi serba
terbatas.
Hal tersebut terungkap dalam rapat kerja Gugus Tugas percepatan penanganan pencegahan Covid-19, Senin (23/3/2020), di halaman kantor Bupati Lembata, di Lewoleba. Rapat dipimpin Wakil Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday bersama Sekda Kabupaten Lembata, Paskal Tapobali.
Dalam kesempatan itu, Sekreatris Daerah Kabupaten Lembata, Paskal Tapobali mengatakan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menambah 8 lagi Rumah sakit rujukan untuk menangani pasien covid-19. Salah satunya RSUD Lewoleba di kabupaten Lembata.
Untuk percepatan penanganan covid-19, pemerintah setempat berencana menggunakan Dana Pembiayaan Operasional Kesehatan (POK) senilai Rp.700 Juta, anggaran untuk pembangunan fisik Dinkes Kabupaten Lembata, dan Belanja Tidak terduga (BTT).
“Meskipun Lembata masih dinyatakan aman karena belum menjadi daerah terjangkit Covid-19, langkah antisipasi kita sangat sulit, sebab para medis kita sangat terbatas. Begitupun peralatan medisnya. Namun kita bisa reoperasi dan realokasi anggaran untuk penanganan covid-19. Dana POK kita senilai 700 Juta untuk survelence dan pengambilan sampel, ada pula ketersediaan anggaran 300 Juta rupiah untuk pembanguan fisik, bisa digeser untuk belanja medis abis pakai. Sedangkan BTT masih ada sebanyak 1,7 Miliar rupiah. Namun kita siapkan untuk menghadapi bencana alam yang diprediksi pada bulan November dan Desember. Sedangkan ada 5 item kebutuhan mendesak yang harus dipersiapkan guna melengkapi RSUD Lewoleba sebagai rumah sakit Rujukaan covid-19, antara lain, ventilator, sirene Pomp dan mobile x’ray. Khusus untuk mobile V’Ray, dibutuhkan dana senilai 2,8 miiar Rupiah. Untuk kebutuhan percepatan penanganan dan pencegahan covid-19, kita butuhkan anggaran Rp. 5 Miliar,” ujar Sekda Kabupaten Lembata, Paskalis Tapobali.
Menurut Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Lembata itu, ada dua opsi penganggaran yang ditawarkan yakni rescedule atau sisir kembali belanja belanja di OPD untuk di tunda sehingga dipergunakan untuk penanganan Covid-19.
Di sisi lain, Sekda Lembata, menjelaskan, Bupati Kabupaten Lembata, Eliazer Yenjti Sunur, Direktur RSUD Lewoleba, Dokter Bernard Yosep Beda, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, Dokter Lusia Chandra, kini berada di Jakarta, melakukan koordinasi guna mempersiapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, sebagai salah satu Rumah sakit Rujukan Covid-19.
Ketiga Pejabat penting di Kabupaten Lembata itu mengambil resiko, meski harus dikarantina 14 hari, setelah kembali dari Jakarta, guna mempersiapkan kebutuhan daerah menghadapi Covid-19. (HJ).