- BPKB Mobilnya Raib, Anggota Polisi Lapor SPKT
- Bertekad Wujudkan Generasi Unggul, Berkarakter dan Berbudaya, Legalitas Gudep Pramuka Dibenahi
- 10 Tahun Tanpa Kabar, Margareta Minta PJTKI Kembalikan Anaknya
- Tertib Data Penduduk, Lurah Lewoleba Barat Bertekad Serahkan Akte Saat Kematian
- Pemuda Empat Pulau Menyemai Pesan Cinta Alam dan Sesama Di Paroki Waikomo
- AHP Salurkan Beasiswa PIP Bagi Puluhan Sekolah di Lembata
- Puluhan Pengelola Objek Wisata di Sikka diLatih Kecakapan Keselamatan dan Keamanan
- Sejak Dibuka, Belum Satupun Partai Di Lembata Daftarkan Bacalegnya
- Bawaslu Lembata Gelar Media Gathering Tentang Penetapan Jumlah Kursi dan Dapil
- Tarian Kolosal Dolo Dolo Puncaki Hardiknas di Lembata
Reses di Pantar, Ketua Fraksi Nasdem NTT Dititipi Masalah Air Bersih dan Jalan Ekonomi

ANGGOTA DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur
(NTT) dari Fraksi NasDem, Alexander Take Ofong melakukan Reses di Desa Leer,
Kecamatan Pantar Barat dan Desa Kaleb Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor,
Nusa Tenggara Timur.
Kepundak anggota DPRD Provinsi NTT itu, warga
setempat menitipkan dua aspirasi utama untuk diperjuangkan di level Provinsi
yakni berkaitan masalah air minum dan jalan ekonomi atau jalan usaha tani. Dua
hal tersebut masih menjadi masalah utama yang diderita masyarakat kedua desa.
Air minum menjadi masalah utama yang dihadapi
masyarakat Desa Leer, sedangkan jalan ekonomi atau jalan usaha tani masyarakat,
menjadi persoalan utama di Desa Kaleb.
Baca Lainnya :
- Pemda Lembata Proses Penghapusan Dan Penggabungan Desa di Tiga Pemukiman Relokasi Seroja0
- Julie Laiskodat Berkurban Seekor Sapi di Masjid Altakwa Witihama0
- NasDem Lembata Serahkan Hewan Kurban di Masjid Nurul Islam Hoelea0
- Menelaah Sikap Publik terhadap Kebijakan Kemendikbudristek0
- Hak Pejabat Pembina Kepegawaian Pj Bupati Lembata Terancam Dicabut0
Demikian masalah prioritas yang diungkapkan
masyarakat dua desa tersebut dalam kegiatan Reses pada Senin, 11 Juli 2022.
Alexander Kakku, salah satu warga Desa Leer
menyampaikan bahwa air minum menjadi masalah utama yang dihadapi saat ini.
Meskipun sudah ada pembangunan dua sumur bor
oleh Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) Provinsi NTT, tetapi mesinnya saat
ini rusak dan tidak bisa digunakan.
“P2AT sudah membangun dua sumur bor tetapi
sampai saat ini kondisi mesin rusak dan tidak bisa berfungsi menarik dan
mengalirkan air untuk didistribusikan kepada warga,” kata Alexander Kakku.
Ia mengharapkan ada perhatian pemerintah
untuk memperbaiki mesin pompa air sumur bor agar bisa dimanfaatkan kembali bagi
pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat desa Leer yang berjumlah 1000
lebih.
Selain itu, masyarakat desa Leer juga
membutuhkan pembangunan jalan ekonomi atau jalan usaha tani ke kantong produksi
pertanian.
Warga lainnya, Permenas Kabi mengangkat
terkait Jalan Ekonomi ke sentra produksi pertanian masyarakat yang umumnya
berada di daerah pegunungan yang sulit diakses dan hanya bisa ditempuh dengan
berjalan kaki.
“Kami sangat membutuhkan pembangunan jalan
ekonomi ke sentra produksi pertanian untuk mengangkut hasil komoditi petani
seperti kemiri dan jambu mente,” kata Permenas Kabi.
Masyarakat Desa Leer membutuhkan pembukaan
dan peningkatan jalan ekonomi atau jalan usaha tani sepanjang kurang lebih
delapan kilometer dari perkampungan menuju kantong produksi pertanian.
Hal senada juga disampaikan masyarakat desa
Kaleb kecamatan Pantar Timur, jalan ekonomi atau jalan usaha tani sangat
dibutuhkan karena sampai dengan saat ini masyarakat masih berjalan kaki ke
kebun/lahan usaha pertanian yang berada di pegunungan.
Sinsigus Tulakai, salah satu warga desa Kaleb
menyampaikan Jalan Ekonomi/Jalan Usaha Tani menjadi masalah serius yang
dihadapi masyarakat karena semenjak dahulu hingga kini masyarakat hanya bisa
berjalan kaki menuju sentra produksi untuk mengambil hasil komoditi seperti
kemiri dan lain-lain untuk dibawa ke kampung Tamalabang untuk diolah kemudian
dipasarkan.
“Dari dahulu hingga kini kami hanya berjalan
kaki menuju kantong produksi pertanian yang berada di pegunungan untuk
mengambil dan membawa hasil untuk di pasarkan, tidak ada akses jalan kendaraan
bermotor,” ungkapnya.
Merespons aspirasi yang dikemukakan
masyarakat di dua desa tersebut, Alex Ofong menyampaikan bahwa air bersih untuk
minum dan kebutuhan lainnya merupakan kebutuhan dasar yang perlu mendapat
perhatian pemerintah. Sehingga dia akan berkoordinasi dengan pemerintah
terutama pihak P2AT dan pihak terkait lainnya untuk memastikan bahwa semua
fasilitas sistem penyediaan air minum (SPAM) yang disediakan pemerintah dalam
kondisi berfungsi.
“Kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait
terutama P2AT untuk melihat kembali fasilitas sumur bor yang sudah dikerjakan
untuk pengelolaan dan operasionalnya agar dapat berfungsi bagi pelayanan air
minum bagi masyarakat,” kata Alex Ofong.
Sementara untuk jalan ekonomi atau jalan
usaha tani, Alex Ofong menegaskan bahwa tidak ada nomenklatur status jalan itu
berdasarkan kewenangan pemerintah provinsi maupun kabupaten. Tetapi menurutnya
ada nomenklatur jalan usaha tani di kementerian pertanian sehingga akan
diperjuangkan melalui DPR RI ke kementerian pertanian.
“Kita ketahui ada status jalan usaha tani di
kementerian pertanian maka akan kita perjuangkan ke sana melalui anggota DPR RI
dari fraksi NasDem,” kata Alex Ofong.
Menurut Ketua Fraksi NasDem ini, Jalan Usaha
Tani sesungguhnya adalah jalan yang paling penting dan dibutuhkan oleh sebagian
besar masyarakat di provinsi ini, bukan hanya di Pantar.
Sebagian besar masyarakat NTT
bermatapencaharian sebaga petani. Itu berarti, mobilitas terbanyak mereka
setiap hari adalah dari dan ke kebun, karena di sanalah kantong produksi dan
lumbung ekonomi mereka.
Karena itu, Jalan Usaha Tani semestinya
menempati posisi penting dan menjadi skala prioritas dalam desain pembangunan.
Karena alasan inilah, maka Alex berkomitmen untuk mencari jalan keluar dari
persoalan ini. (*S/Hj).