- Sempat Buron, Kejari Lembata Ringkus Direktur CV Lembata Ciremai
- Maknai HUT 24 OTDA Lembata, FST UNWIRA provokasi Pelajar SMA se-Lembata
- Siswa SLB Negeri Tuna Grahita C Siap Ikuti Lomba Aman Caturlistung
- Dua Hari Meninggal Dalam Perut, Janin 6 Bulan Berhasil Dikeluarkan Tim Medis RSUD Lewoleba
- Bides dan Kades Dinilai Abai, Janin 6 Bulan Meninggal Di Dalam Kandungan
- EO 9 Naga Pastikan Konser Mita Talahatu Berlangsung Sesuai Jadwal
- Program Mama Papa, Siap Angkat Derajad Hidup Petani Lembata
- BPKB Mobilnya Raib, Anggota Polisi Lapor SPKT
- Bertekad Wujudkan Generasi Unggul, Berkarakter dan Berbudaya, Legalitas Gudep Pramuka Dibenahi
- 10 Tahun Tanpa Kabar, Margareta Minta PJTKI Kembalikan Anaknya
Porang, Gairah Baru Sektor Pertanian di Lembata

DERU excavator di padang
savana yang gersang itu mengagetkan warga sekitar. Sebab tidak lazim bagi warga
desa setempat, sebuah excavator beroperasi di tengah Padang gersang. Namun, kali ini ada petani nekat
mempersiapkan lahan tanam dengan mengerahkan alat berat.
Alat berat itu membuat
jebakan air berupa parit selebar 1,5 Meter, dengan jarak antar jebakan air
selebar 2 meter. Jarak itu sekaligus sebagai bedengan. Tak lupa, dibangun
sebuah ruas jalan raya sepanjang 2 km menuju kebunnya.
Kerja yang dinilai
ambisius oleh warga sekitar. Meski dipandang gila, bukit yang ditumbuhi rumput
ilalang seluas 3 Ha lebih itu digarapnya dalam kurun waktu 1 minggu.
Baca Lainnya :
- Soroti Tubuh Politik Bupati Sunur, Ini Yang DiKatakan Aktivis ARBL0
- Bupati Lembata Juga Polisikan Demonstran ARBL0
- No Galapagos Saya Tidak Benci Pribadi Piter Bala Wukak Tetapi Jabatannya0
- Meko Juara Destinasi Wisata Air Terpopuler ke 2 Dalam Ajang Anugerah Pesona Indonesia0
- Begini Kondisi Pemerintahan Saat Ditinggal Pergi Bupati Lembata0
Lelaki "gila"
itu bernama Paskal Udak. Ia adalah ASN pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Lembata. Ia ditugaskan Bupati Lembata sebagai Penjabat Kepala Desa
Belobatang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Rupanya pria ini tidak
mau hanya terbuai dengan cerita tentang pundi-pundi uang yang dihasilkan oleh
tanaman komoditi Porang yang banyak di ceritakan orang.
"Saya dengar banyak
cerita beberapa warga Lembata bahkan menyekolahkan dan membangun rumah hanya
dengan menjual umbi dan biji Katak dari tanaman Porang. Padahal, umbi dan biji
Katak itu hanya di cari dari dalam hutan,"ujar Paskal.
Karena itu, ia mulai
membudidaya tanaman Porang itu. Udak menyebutkan, usaha di sektor pertanian itu
sebagai investasi masa depan. modal usahanya sebesar Rp.25 Juta yang
dipinjamnya dari KUR yang digelontorkan dari BRI.
Diatas lahan seluas 3 Ha
lebih itu, Penjabat Kepala Desa Belobatang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten
Lembata itu mulai menanam 1 ton bibit biji katak. Bibit Porang itu didapatnya
dari hasil pencariannya ke seluruh pulau Lembata.
"Usaha ini saya
mulai karena permintaan pasarnya tinggi dengan harga fantastis. Lagipula,
tanaman Porang juga mudah untuk dikembangkan," ujar Paskal Udak
Ada 3 jenis dari spesies
tanaman itu yakni Iles, Suwet dan Porang.
Dibantu isterinya tercinta, Paskal pun keluar masuk hutan untuk mencari bibit Porang yang memang banyak dijumpai di seluruh wilayah Lembata. Ia tidak memperhitungkan untung rugi operasional mencari bibit porang ke banyak wilayah di Pulau Lembata.
Jadilah, ia menanam 1 ton
bibit Porang. Bibit itu ditanamnya dengan jarak 40 x 50 cm. Jarak itu ideal
guna menyisahkan celah agar daun Porang leluasa mencari makan.
Tak lupa di sela-sela
bedengan itu Paskal menanam tanaman tumpang sari berupa pisang, Lombok, ubi kayu
dan jagung.
Sudah tahun kedua, usaha
budidaya Porang ini di jalani Paskal Udak. Pada tahun pertama, energi banyak
terkuras untuk membersihkan tanaman gulma seperti rumput liar.
Namun pada tahun kedua,
Porang otomatis mematikan gulma di sekitarnya, sehingga petani tidak lagi
mengeluarkan energi besar membersihkan
tanaman gulma. "Memasuki
tahun kedua, porang yang di budidaya memasuki masa Dorman atau panen. Buah
katak, yang tumbuh di atas daun yang mulai menguning itu akan jatuh sendiri.
Adapun umbinya dapat dipanen ketika daunnya sudah menguning kemudian
mati," ujar Paskal Udak.
---*---
Pasar
Porang Sangat Menjanjikan
Komoditi Porang, kini
diminati pasar. Tingginya permintaan Porang di pasar internasional menyebabkan
harga per Kilogram Porang mencapai ratusan ribu rupiah per Kg.
Di dalam kota Lewoleba
saja, sekitar belasan orang menjadi pengepul Porang. Sejak 3 tahun lalu,
interaksi sudah dibangun.
"Kita belum panen
pengepul sudah minta deal harga. Kita malah kejar-kejaran dengan pengepul. Jadi
pasarnya sangat menjanjikan," ujar Paskal Udak, ASN yang diangkat Bupati
menjadi penjabat Kepala Desa di Desa Belobatang.
Kalau harga gelondongan
umbi Porang berkisar antara 11 sampai 12 ribu rupiah per kilogram. Kalau jual
sekarang kadar airnya tinggi. Jika sampai ke tujuan terjadi penyusutan. Kalau
setelah panen dan matang pada bulan April, Mei hingga Juni nanti, kadar airnya
mulai berkurang.
"Sementara kering
diolah dengan dibuatkan chips atau kripik itu dia berkisar 80 ribu sampai 100
ribu rupiah per Kg," ujar Paskal Udak.
---*---
Biji
Katak Diprediksi Akan Langka
"Saya minta petani yang sedang kembangkan Porang, jangan pernah lepas semua biji Katak. Suatu saat Lembata akan kesulitan bibit," ujar Paskal Udak.
Dikatakan, Biji Katak ini naik hingga 150 ribu rupiah per kg. Biji Katak adalah buah sebesar bola pimpong yang tumbuh di daun Porang. "Petani tergiur dengan harga mahal, karena banyak pembeli dari Jawa menyerbu Biji Katak," ujar Paskal.
---*---
Kolonial
Jepang Dan Porang
Konon pada jaman
penjajahan Jepang, salah satu rempah rempah yang di cari bangsa Jepang adalah
Porang.
"Menurut hasil
penelitian, Pada jaman Penjajahan, Jepang memilih masuk ke wilayah desa dan
hutan, tenyata Porang itu jadi prioritasnya. Kala itu, Bangsa itu memberi makan
tentaranya dengan Porang," ujar Paskal.
---*---
Medsos
Pertemukan Bagian Pemasaran Perusahaan Tepung Porang
Paskal Udak menjelaskan,
dirinya berkenalan dengan komoditi Porang pada tahun 2019 lalu.
Melalui informasi yang
diikuti dari medsos, Paskalis kemudian berkenalan dengan, Samsul, staf
marketing perusahaan tepung Porang, dari Surabaya, Jawa timur.
"Dia posisi di Sumba
saat itu. Dia tanya potensi Porang di Lembata ke saya. Saat itu saya aktif di
Dinas Pariwisata Lembata. Ketika diminta jenis tanaman Porang itu, saya bersama
isteri berusaha mencari jenis tanaman Porang tersebut ke DAS Waikomo untuk
difoto/videokan ke Samsul.
Dari Samsul inilah,
Paskalis mulai berkenalan dengan Porang. Selain Porang, ada pula Iles dan
Suwet.
Awalnya saya takut, jika mengerahkan warga untuk mencari Porang, tetapi setelah dikumupulkan, ternyata tidak dibeli orang. Itulah yang saya takutkan. Sya pastikan kalau mau kerjasama benar benar kerjasama yang tidak merugikan.
Sayapun membawa Ismail
Keliling seluruh kampung di Lembata, ketika Staf Marketing apda perusahaan
Terpung Porang itu memutuskan untuk datang ke Lembata. Ia pun langsung
memperkenalkan tentang budidya Porang ini kepada petani.
Kepada Ismail, yang
mencari stok Porang dalam jumlah banyak, Paskal menyampaikan, kali ini dirinya
belum dapat mengirim Porang, namun dilain waktu Paskal memastikan, Lembata akan
menjadi pemasok Porang bagi perusahaan Ismail.
Sebab dirinya sendiri
langsung memutuskan untuk membudidaya Porang untuk dipasok ke perusahaan milik
Ismail.
---*---
Masa
Dorman Tiba
Dua Tahun, Porang milik
Paskal Udak mulai memasuki masa Dorman. Panen pun tiba.
"Saat ini Saya punya
belum panen semua,baik biji katak maupun umbi Porang. Dalam bulan ini, panen
bisa capai 8 sampai 10 ton," ujar Paskal Udak.
Selain memasok Porang
gelondongan, kini Paskal Udak juga memasok Chips, atau Porang yang sudah
dikeringkan seperti keripik.
"Saya targetkan
pengiriman perdana chips minimal 2 ton. Akhir juni pengiriman perdana ke Pabrik
pengolah tepung porang yang ada di surabaya. Pendapatan saya kurang lebih 100
juta rupiah,"ujar Paskal Udak.
Untuk memenuhi kebutuhan
pabrik, Paskal juga rutin mengampanyekan penanaman Porang secara massiv di
seluruh Lembata.
---*---
Pemda
Lembata Siap Gelontorkan Program Porang Inti Rakyat (PIR).
Penghasilan jumbo petani
Porang juga memantik perhatian Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Melalui program Porang
Inti Rakyat (PIR), Pemda setempat berikhtiar
melipatgandakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui budidaya Porang.
Kanisius Tuaq, Kepala
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, menjelaskan Kementan RI
menjuluki tanaman Porang ini sebagai komoditi Mahkota.
Karena itu Pada Tahun
Anggaran 2022 nanti, Dinas Pertanian Tanaman pangan dan hortikultura menargetkan
budidaya 25 Ha tanaman Porang, dengan dana APBD II.
Tujuannya agar ada
kemitraan yang baik dan saling menguntungkan antara Petani Porang, Pemerintah
dan Pengusaha.
"Saya buat program Porang Inti Rakyat (PIR), dalam sistim yang baik bersifat kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan pengusaha," ujar Kadis Pertanian, Kanisius Tuaq.
Pada tahun 2022 mendatang
distan mengelola 25 Ha lahan guna menampung bibit.
"Kalau main besar,
kita keluarkan uang untuk beli bibit keluar. 2024 mendatang Porang di targetkan
Pemda menyentuh 500 Ha. Sebab produksi biji Katak pada 25 Ha pada tahun kedua
akan dilipat gandakan untuk penanaman 500 Ha Porang pada 2024," ujar
Kanisius.
Kanisius Tuaq menyatakan,
penanaman 500 Ha Porang di Kabupaten Lembata, dilaksanakan dengan pola
pemberdayaan dari hulu sampai ke hilir.
Dikatakan, 1 Ha ditanami
20 ribu pohon. Pemerintah melakukan dengan pola pemberdayaan,pemerintah siapkan
alsintan dan bibit, petani siap kerjakan. Hasilnya berupa kontrak kerjasama
bagi hasil dan dibagi dua.
Jika Porang Inti Rakyat
(PIR) ini berjalan baik, maka PAD dari sektor Pertanian Kabupaten Lembata tahun
2024 ditargetkan mencapai 125 juta per Ha. (*S/Hj).