Porang, Gairah Baru Sektor Pertanian di Lembata

By Admin HJ 02 Jun 2021, 12:56:46 WIB Ekonomi
Porang, Gairah Baru Sektor Pertanian di Lembata

DERU excavator di padang savana yang gersang itu mengagetkan warga sekitar. Sebab tidak lazim bagi warga desa setempat, sebuah excavator beroperasi di tengah Padang gersang. Namun, kali ini ada petani nekat mempersiapkan lahan tanam dengan mengerahkan alat berat.

Alat berat itu membuat jebakan air berupa parit selebar 1,5 Meter, dengan jarak antar jebakan air selebar 2 meter. Jarak itu sekaligus sebagai bedengan. Tak lupa, dibangun sebuah ruas jalan raya sepanjang 2 km menuju kebunnya.

Kerja yang dinilai ambisius oleh warga sekitar. Meski dipandang gila, bukit yang ditumbuhi rumput ilalang seluas 3 Ha lebih itu digarapnya dalam kurun waktu 1 minggu.

Baca Lainnya :

Lelaki "gila" itu bernama Paskal Udak. Ia adalah ASN pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata. Ia ditugaskan Bupati Lembata sebagai Penjabat Kepala Desa Belobatang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Rupanya pria ini tidak mau hanya terbuai dengan cerita tentang pundi-pundi uang yang dihasilkan oleh tanaman komoditi Porang yang banyak di ceritakan orang.

"Saya dengar banyak cerita beberapa warga Lembata bahkan menyekolahkan dan membangun rumah hanya dengan menjual umbi dan biji Katak dari tanaman Porang. Padahal, umbi dan biji Katak itu hanya di cari dari dalam hutan,"ujar Paskal.

Karena itu, ia mulai membudidaya tanaman Porang itu. Udak menyebutkan, usaha di sektor pertanian itu sebagai investasi masa depan. modal usahanya sebesar Rp.25 Juta yang dipinjamnya dari KUR yang digelontorkan dari BRI.

Diatas lahan seluas 3 Ha lebih itu, Penjabat Kepala Desa Belobatang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata itu mulai menanam 1 ton bibit biji katak. Bibit Porang itu didapatnya dari hasil pencariannya ke seluruh pulau Lembata.

"Usaha ini saya mulai karena permintaan pasarnya tinggi dengan harga fantastis. Lagipula, tanaman Porang juga mudah untuk dikembangkan," ujar Paskal Udak

Ada 3 jenis dari spesies tanaman itu yakni Iles, Suwet dan Porang.

Dibantu isterinya tercinta, Paskal pun keluar masuk hutan untuk mencari bibit Porang yang memang banyak dijumpai di seluruh wilayah Lembata. Ia tidak memperhitungkan untung rugi operasional mencari bibit porang ke banyak wilayah di Pulau Lembata.


Jadilah, ia menanam 1 ton bibit Porang. Bibit itu ditanamnya dengan jarak 40 x 50 cm. Jarak itu ideal guna menyisahkan celah agar daun Porang leluasa mencari makan.

Tak lupa di sela-sela bedengan itu Paskal menanam tanaman tumpang sari berupa pisang, Lombok, ubi kayu dan jagung.

Sudah tahun kedua, usaha budidaya Porang ini di jalani Paskal Udak. Pada tahun pertama, energi banyak terkuras untuk membersihkan tanaman gulma seperti rumput liar.

Namun pada tahun kedua, Porang otomatis mematikan gulma di sekitarnya, sehingga petani tidak lagi mengeluarkan energi besar  membersihkan tanaman gulma. "Memasuki tahun kedua, porang yang di budidaya memasuki masa Dorman atau panen. Buah katak, yang tumbuh di atas daun yang mulai menguning itu akan jatuh sendiri. Adapun umbinya dapat dipanen ketika daunnya sudah menguning kemudian mati," ujar Paskal Udak.

---*---

Pasar Porang Sangat Menjanjikan

Komoditi Porang, kini diminati pasar. Tingginya permintaan Porang di pasar internasional menyebabkan harga per Kilogram Porang mencapai ratusan ribu rupiah per Kg.

Di dalam kota Lewoleba saja, sekitar belasan orang menjadi pengepul Porang. Sejak 3 tahun lalu, interaksi sudah dibangun.

"Kita belum panen pengepul sudah minta deal harga. Kita malah kejar-kejaran dengan pengepul. Jadi pasarnya sangat menjanjikan," ujar Paskal Udak, ASN yang diangkat Bupati menjadi penjabat Kepala Desa di Desa Belobatang.

Kalau harga gelondongan umbi Porang berkisar antara 11 sampai 12 ribu rupiah per kilogram. Kalau jual sekarang kadar airnya tinggi. Jika sampai ke tujuan terjadi penyusutan. Kalau setelah panen dan matang pada bulan April, Mei hingga Juni nanti, kadar airnya mulai berkurang.

"Sementara kering diolah dengan dibuatkan chips atau kripik itu dia berkisar 80 ribu sampai 100 ribu rupiah per Kg," ujar Paskal Udak.

---*---

Biji Katak Diprediksi Akan Langka

"Saya minta petani yang sedang kembangkan Porang, jangan pernah lepas semua biji Katak. Suatu saat Lembata akan kesulitan bibit," ujar Paskal Udak. 

Dikatakan, Biji Katak ini naik hingga 150 ribu rupiah per kg. Biji Katak adalah buah sebesar bola pimpong yang tumbuh di daun Porang. "Petani tergiur dengan harga mahal, karena banyak pembeli dari Jawa menyerbu Biji Katak," ujar Paskal.

---*---

Kolonial Jepang Dan Porang

Konon pada jaman penjajahan Jepang, salah satu rempah rempah yang di cari bangsa Jepang adalah Porang.

"Menurut hasil penelitian, Pada jaman Penjajahan, Jepang memilih masuk ke wilayah desa dan hutan, tenyata Porang itu jadi prioritasnya. Kala itu, Bangsa itu memberi makan tentaranya dengan Porang," ujar Paskal.

---*---

Medsos Pertemukan Bagian Pemasaran Perusahaan Tepung Porang

Paskal Udak menjelaskan, dirinya berkenalan dengan komoditi Porang pada tahun 2019 lalu.

Melalui informasi yang diikuti dari medsos, Paskalis kemudian berkenalan dengan, Samsul, staf marketing perusahaan tepung Porang, dari Surabaya, Jawa timur.

"Dia posisi di Sumba saat itu. Dia tanya potensi Porang di Lembata ke saya. Saat itu saya aktif di Dinas Pariwisata Lembata. Ketika diminta jenis tanaman Porang itu, saya bersama isteri berusaha mencari jenis tanaman Porang tersebut ke DAS Waikomo untuk difoto/videokan ke Samsul.

Dari Samsul inilah, Paskalis mulai berkenalan dengan Porang. Selain Porang, ada pula Iles dan Suwet.

Awalnya saya takut, jika mengerahkan warga untuk mencari Porang, tetapi setelah dikumupulkan, ternyata tidak dibeli orang. Itulah yang saya takutkan. Sya pastikan kalau mau kerjasama benar benar kerjasama yang tidak merugikan.

Sayapun membawa Ismail Keliling seluruh kampung di Lembata, ketika Staf Marketing apda perusahaan Terpung Porang itu memutuskan untuk datang ke Lembata. Ia pun langsung memperkenalkan tentang budidya Porang ini kepada petani.

Kepada Ismail, yang mencari stok Porang dalam jumlah banyak, Paskal menyampaikan, kali ini dirinya belum dapat mengirim Porang, namun dilain waktu Paskal memastikan, Lembata akan menjadi pemasok Porang bagi perusahaan Ismail.

Sebab dirinya sendiri langsung memutuskan untuk membudidaya Porang untuk dipasok ke perusahaan milik Ismail.

---*---

Masa Dorman Tiba

Dua Tahun, Porang milik Paskal Udak mulai memasuki masa Dorman. Panen pun tiba.

"Saat ini Saya punya belum panen semua,baik biji katak maupun umbi Porang. Dalam bulan ini, panen bisa capai 8 sampai 10 ton," ujar Paskal Udak.

Selain memasok Porang gelondongan, kini Paskal Udak juga memasok Chips, atau Porang yang sudah dikeringkan seperti keripik.

"Saya targetkan pengiriman perdana chips minimal 2 ton. Akhir juni pengiriman perdana ke Pabrik pengolah tepung porang yang ada di surabaya. Pendapatan saya kurang lebih 100 juta rupiah,"ujar Paskal Udak.

Untuk memenuhi kebutuhan pabrik, Paskal juga rutin mengampanyekan penanaman Porang secara massiv di seluruh Lembata.

---*---

Pemda Lembata Siap Gelontorkan Program Porang Inti Rakyat (PIR).

Penghasilan jumbo petani Porang juga memantik perhatian Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Melalui program Porang Inti Rakyat (PIR), Pemda setempat berikhtiar  melipatgandakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui budidaya Porang.

Kanisius Tuaq, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, menjelaskan Kementan RI menjuluki tanaman Porang ini sebagai komoditi Mahkota.

Karena itu Pada Tahun Anggaran 2022 nanti, Dinas Pertanian Tanaman pangan dan hortikultura menargetkan budidaya 25 Ha tanaman Porang, dengan dana APBD II.

Tujuannya agar ada kemitraan yang baik dan saling menguntungkan antara Petani Porang, Pemerintah dan Pengusaha.

"Saya buat program Porang Inti Rakyat (PIR), dalam sistim yang baik bersifat kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan pengusaha," ujar Kadis Pertanian, Kanisius Tuaq.


Pada tahun 2022 mendatang distan mengelola 25 Ha lahan guna menampung bibit.

"Kalau main besar, kita keluarkan uang untuk beli bibit keluar. 2024 mendatang Porang di targetkan Pemda menyentuh 500 Ha. Sebab produksi biji Katak pada 25 Ha pada tahun kedua akan dilipat gandakan untuk penanaman 500 Ha Porang pada 2024," ujar Kanisius.

Kanisius Tuaq menyatakan, penanaman 500 Ha Porang di Kabupaten Lembata, dilaksanakan dengan pola pemberdayaan dari hulu sampai ke hilir.

Dikatakan, 1 Ha ditanami 20 ribu pohon. Pemerintah melakukan dengan pola pemberdayaan,pemerintah siapkan alsintan dan bibit, petani siap kerjakan. Hasilnya berupa kontrak kerjasama bagi hasil dan dibagi dua.

Jika Porang Inti Rakyat (PIR) ini berjalan baik, maka PAD dari sektor Pertanian Kabupaten Lembata tahun 2024 ditargetkan mencapai 125 juta per Ha. (*S/Hj).





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda