- BPKB Mobilnya Raib, Anggota Polisi Lapor SPKT
- Bertekad Wujudkan Generasi Unggul, Berkarakter dan Berbudaya, Legalitas Gudep Pramuka Dibenahi
- 10 Tahun Tanpa Kabar, Margareta Minta PJTKI Kembalikan Anaknya
- Tertib Data Penduduk, Lurah Lewoleba Barat Bertekad Serahkan Akte Saat Kematian
- Pemuda Empat Pulau Menyemai Pesan Cinta Alam dan Sesama Di Paroki Waikomo
- AHP Salurkan Beasiswa PIP Bagi Puluhan Sekolah di Lembata
- Puluhan Pengelola Objek Wisata di Sikka diLatih Kecakapan Keselamatan dan Keamanan
- Sejak Dibuka, Belum Satupun Partai Di Lembata Daftarkan Bacalegnya
- Bawaslu Lembata Gelar Media Gathering Tentang Penetapan Jumlah Kursi dan Dapil
- Tarian Kolosal Dolo Dolo Puncaki Hardiknas di Lembata
Kasi Pers Korem 161/Wirasakti dan Dandim 1624 Flotim Datangi Korban Dianiaya Oknum TNI
TNI Bersama Rakyat

Keterangan Gambar : Kasi pers Korem 161, Kolonen Caj. Drs Christian L. Bangu, STh. MM menyaksikan danramil 03 Mayor Ihsan Menandatangani Kesepakatan damai
KEPALA seksi personalia Korem 161/ Wirasakti,
Kolonen Caj. Drs Christian L. Bangu, STh. MM, bersama Dandim 1624 Flotim Lembata,
Letkol. Czi. Imanda Setyawan, S.T., M.I.P, Rabu (12/11/2020) petang, mendatangi kediaman keluarga
korban yang diduga dianiaya oleh oknum anggota TNI 1624-03 Lewoleba, Minggu 8
November 2020 lalu.
Kedatangan petinggi TNI itu didampingi Kapolres Lembata, AKBP Yoce Marten, disambut ayah korban, Marselinus Lamabelawa serta seluruh keluarga besarnya. Tampak pula sejumlah aktivis LBH Sikap Lembata.Pertamuan berlangsung di halaman rumah Marselinus Lamabelawa, ayah korban penganiayaan oknum TNI, Damianus Lamabelawa, 22 tahun.
Pertemuan yang di gagas secara tiba-tiba oleh Kepala seksi personalia Korem 161/ Wirasakti bersama Dandim 1624 Flotim Lembata itu guna meredam persoalan yang dinilai mulai menyudutkan institusi TNI AD di mata public. Kedua petinggi itu membangun dialog secara kekeluargaan hingga tercapai kesepakatan damai. Namun di tegaskan, Danramil 03 Lewoleba dan oknum anggota TNI pelaku penganiayaan tetap menghadapi proses hukum oleh Polisi Militer.
Baca Lainnya :
- Berlinang Air Mata, Ayah Donatus Minta Hentikan Penganiayaan Oknum TNI0
- NasDem Lembata Rayakan HUT ke 9 di Panti Asuhan Eugene Smith0
- 6 Pusara Purnawirawan TNI Asal Lembata Dikunjungi Aparat Koramil 1624-03 Lewoleba0
- Kematian Ibu dan Janin Dalam Kandungan Dituding Perburuk Citra RSUD Lewoleba0
- Faridah Dan Pemulihan Ekonomi Yang Abai di Desa Babokerong0
Dalam kesempatan itu Pihak TNI dan Keluarga
korban yang diwakili LBH Sikap menandatangani kesepakatan damai.
“saya di sini sebagai komandan Kodim. Saya di sini untuk mencari keterangan,
sekaligus menunjukan bahwa kita sangat serius membina mereka yang Bintara dan Tamtama
baru yang adalah putra daerah. Karakteristik beda. Kami juga menghadirkan polisi
militer agar mengetahui sendiri duduk persoalannya. Memang semua hukum harus
berlaku sama, tetapi kita menganut asas kekeluargaan,” ujar Dandim 1624 Flotim
Lembata, Imanda Setyawan.
Dikatakan, kedepan pihaknya akan memfasilitasi sebuah wadah komunikasi anak-anak purnawirawan TNI. Wadah ini pula diperlukan untuk memberi masukan, bagaimana model pembinaan terhadap anak putra daerah ini. Sebab, menurut Dandim, sayang jika anggota TNI putra daerah tidak Kembali mengabdi di kampung halaman.
Disebutkan buntut kasus penganiayan tersebut dirinya bersama Danramil 03
Lewoleba akan di evaluasi.
“Tentang keberadaan Danramil, jangan khawatir, termasuk saya, akan ada evaluasi
baik itu oleh Danrem, Pangdam, otomatis dilakukan. Itu yang saya maksud
berkeadilan yang sama. Akan ada sanksi secara pribadi dan secara dinas. Namun kami
ingin mencapai kedamaian bersama korban dan keluarga, dengan kesepakatan damai
hitam diatas putih,” ujar Dandim 1624.
Kepala seksi personalia Korem 161/ Wirasakti,
Christian L. Bangu, menegaskan pihaknya tidak main-main dalam penegakan hukum.
Anggota yang bersalah harus dihukum, sedangkan yang berprestasi diberi penghargaan.
“Kami tegaskan bahwa kami tidak main-main
dalam penegakan hukum. Anggota yang bersalah harus dihukum, anggota yang
berprestasi harus diberi penghargaan. Terus terang saya selaku Pembina personalia
ditunjuk oleh komdan Korem langsung untuk mewakili beliau di sini menjalankan
perintah dan amanah beliu sesuai tugas dan tanggung jawab saya sebagai kepala
seksi personalia Korem 161/ Wirasakti. Dan kami tidak memandang bulu. Siapapun
yang bersalah harus dihukum. Siapa yang berprestasi diberi penghargaan,” ujar Kasi Pers Korem 161.
Dikatakan, walaupun awalnya pedih tapi
akhirnya TNI dan Keluarga korban bersahabat, menjadi Sebagai keluarga besar
TNI-AD. Petinggi Korem 161 itu berharap, kasus ini menjadi pelajaran bagi semua
pihak.
Penganiayaan secara beramai-ramai di Markas Koramil 1624-03 Lewoleba itu
tersebut dipicu keributan di acara syukuran salah satu sahabat
korban (Damianus Lamabelawa, 22) yang kini lolos seleksi menjadi TNI-AD.
Ironisnya, sehari setelah keributan di acara syukuran anggota TNI itu,sejumlah
anggota TNI mendatangi rumah korban, menjemput paksa kemudian dianiaya
berama-ramai di Markas Koramil 1624-03 Lewoleba. (*S/Hj).