- Sejak Dibuka, Belum Satupun Partai Di Lembata Daftarkan Bacalegnya
- Bawaslu Lembata Gelar Media Gathering Tentang Penetapan Jumlah Kursi dan Dapil
- Tarian Kolosal Dolo Dolo Puncaki Hardiknas di Lembata
- Serikat Pekerja Lembata, Berhasil Fasilitasi Kenaikan Upah Buruh Pelabuhan
- Lapas Lembata Gelar Sholat Ied Dan Pemberian Remisi Kepada WBP
- Di-PHK Sepihak, Tiga Petugas SPBU di Lembata Mengadu ke Dinas Nakertrans
- Sehari Jadi Kapolres Lembata, Josephien Tancap Gas Bereskan Antrian Panjang BBM
- Ujian Sekolah Berbasis Digital di SD II Waikomo Berjalan Lancar
- Upacara Cahaya Awali Vigili Malam Paskah di Lembata
- Janji BPH Migas Hanya Isapan Jempol, Tak Satupun Kasus Mafia BBM Di Lembata Terungkap
Jelang Ramadhan, Pemuda Ini Siap Pasok Es Buah dan Kolang Kaling Enau Segar

SELASA, 29 Maret 2022, Generasi Utusan
Tubukrajan (Guntur), Desa Tubukrajan, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa
Tenggara Timur, mulai menjual es buah.
Pada hari pertama penjualan es buah dan
kolang Kaling enau itu, mampu menghasilkan 1 juta rupiah.
Mereka mulai memproduksi es buah dengan
memanfaatkan buah enau yang melimpah di desa itu.
Baca Lainnya :
- Anggota BPD Nubamado Dinilai Sesat Pikir dan Gagal Paham0
- Mutasi Perangkat Desa Mencuat, Kades Nubamado Diduga Berbohong0
- Syukuran HUT ke 22 Desa Todanara, Ikhtiar Membangun Semangat Cinta Desa0
- Empat Tahun Kekurangan ASN Di Lembata Tak Dibayar, Gaji Dua Bulan Ikut Ikutan Nihil0
- Kuasa Hukum Kades Rumang Dorong Penerapan Nilai Manfaat Dalam Penyelesaian Tindakan Hukum0
Kolang Kaling dari buah Enau, menjadi
keunikan es buah yang diproduksi pemuda Desa Tubukrajan ini.
Usaha berjualan es buah oleh 20 pemuda desa
setempat mulai dijalani setelah para pemuda ini dilatih oleh Ronal Lajar,
penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah tersebut selama sehari.
"Ide ini muncul karena potensi. Potensi buah enau di desa ini melimpah dan belum pernah dimanfaatkan. Kedua, anak muda yang ada lebih banyak nganggur, sehingga Kita berdayakan dengan memanfaatkan potensi alam," ungkap Ronald Lajar.
Selain memenuhi permintaan pembeli dalam
desa, pasar es buah dan kolang Kaling enau sangat potensial di kota Lewoleba,
Kupang dan Makasar.
"Hampir setiap tahun permintaan kolang
Kaling dari buah enau sangat tinggi. Apalagi menjelang pembukaan bulan puasa
bagi umat Muslim, kebutuhan kolang Kaling sangat tinggi. Kali lalu pasar kolang
Kaling enau juga sampai di Kupang Dan Makasar," ungkap Ronal Lajar.
Satu tandan buah enau beratnya 25 kg. 1 kg
kolang Kaling enau ini saja dapat menghasilkan 60 an gelas es buah, dengan
harga per gelas 5000 rupiah.
Seperti es buah lainnya, pemuda Guntur mulai
mengumpulkan buah buahan dari bahan lokal seperti advokad, buah naga, pisang,
serta kolang Kaling dari buah enau.
Hanya susu dalam kemasan kaleng dan botol
syrup menjadi bahan non lokal yang
dipergunakan untuk produksi es buah.
Biasanya, untuk kebutuhan kolang Kaling,
warga setempat harus membeli dari toko, kini
kolang Kaling dapat di hasilkan sendiri dari potensi enau yang melimpah
ruah di Desa Tubukrajan.
Ditargetkan, pada setiap musim panas,
produksi kolang Kaling enau dan es buah ini terus dilakukan bersama para
pemuda, selain memasok kebutuhan es buah sehari-hari di Desa dan desa desa
tetangga.
Penyediaan kolang-kaling bukan tanpa
tantangan. Omi Wuwur, ketua Karang Taruna Desa setempat menjelaskan, pihaknya
butuh suport modal dari pemerintah desa untuk pengembangan usaha yang baru
dirintis ini.
Ia menjelaskan, proses pengambilan buah enau
lumayan berat, karena pohon nya berduri, buahnya pun gatal dan berat.
"Untuk ambil buah enau dari pohonnya,
kita butuh tangga dan tali agar buahnya tidak lekas rusak. Setiap kali
pengambilan buah, setelah itu buah enau direbus terlebih dahulu, dikupas
kemudian di rendam selama 3 hari dengan air jeruk untuk mengeluarkan getah dan
gatal," ungkap Omi Wuwur, ketua Karang Taruna Desa setempat.
Prosesnya higienis, baik saat menghasilkan
kolang kaling, maupun menjadi es buah.
Omi Wuwur berharap, usaha ekonomi bersama
pemuda yang baru dirintis itu terus berjalan hingga menjadi salah satu sumber
penghasilan bagi pemuda setempat.
Martin Lamak, pendamping pemuda Desa setempat
menyatakan, Gereja Katholik pada tahun ini menaruh perhatian pada perkembangan
generasi Muda.
Karena itu, sebagai Ketua Pendamping Generasi
Muda (PGM) Paroki, dirinya tergerak untuk memberdayakan pemuda Desa setempat
dengan menggandeng penyuluh pertanian yang memiliki keahlian mengelola buah
Enau menjadi kolang Kaling kemudian menjadi es buah yang segar. Ia menaruh
harapan agar para pemuda ini mampu memiliki kemandirian secara ekonomi.
"Para pemuda ini akan memiliki buku
rekening masing-masing pada koperasi untuk membagi hasil usaha bersama itu.
Rata-rata pemuda ini belum menikah, namun juga belum memiliki pekerjaan tetap,
sehingga ketika akan melepas masa lajangnya nanti, pemuda setempat sudah
mempunyai bekal tabungan," ungkap Martin Lamak.
Ketua PGM Paroki Kalikasi dan Ketua BPD Desa
Tubukrajan ini berharap Pemerintah Desa setempat dapat memberi perhatian kepada
usaha ekonomi pemuda.
Sementara itu, Kepala Desa Tubukrajan,
Gabriel Weka Ujan mengatakan, pihaknya dapat mengintervensi pengembangan
ekonomi kreatif pemuda, namun yang penting para pemuda konsisten dalam usaha
kreatif serta tergabung dalam sebuah organisasi, baik organisasi gereja maupun
pemerintahan.
"Potensi buah enau di desa ini sangat banyak,
tetapi kalau sudah bernilai ekonomis akan muncul klaim kepemilikan yang dapat
mengancam usaha pemuda desa. Namun saat ini kami akan berharap, para pemuda ini
menunjukan konsistensi usaha. Kedepan, jika berjalan baik, pemerintah Desa
tidak akan ragu ragu lagi untuk mengintervensi anggaran," ungkap Kades
Tubukrajan, Gabriel Weka Ujan. (*S/Hj).