- Sejak Dibuka, Belum Satupun Partai Di Lembata Daftarkan Bacalegnya
- Bawaslu Lembata Gelar Media Gathering Tentang Penetapan Jumlah Kursi dan Dapil
- Tarian Kolosal Dolo Dolo Puncaki Hardiknas di Lembata
- Serikat Pekerja Lembata, Berhasil Fasilitasi Kenaikan Upah Buruh Pelabuhan
- Lapas Lembata Gelar Sholat Ied Dan Pemberian Remisi Kepada WBP
- Di-PHK Sepihak, Tiga Petugas SPBU di Lembata Mengadu ke Dinas Nakertrans
- Sehari Jadi Kapolres Lembata, Josephien Tancap Gas Bereskan Antrian Panjang BBM
- Ujian Sekolah Berbasis Digital di SD II Waikomo Berjalan Lancar
- Upacara Cahaya Awali Vigili Malam Paskah di Lembata
- Janji BPH Migas Hanya Isapan Jempol, Tak Satupun Kasus Mafia BBM Di Lembata Terungkap
Jalan Sunyi Sokoguru Ekonomi Di Lembata

JUMAD, 25 Februari 2022, Koperasi simpan
pinjam (KSP) Sisi Rimba, Desa Atawai, Kecamatan Nagawutun, dan KSP Desa Ataili,
Kecamatan Wulandoni, menjadwalkan Rapat Umum Tahunan (RAT).
Kedua Koperasi itu termasuk 53 Koperasi Desa
yang masih eksis dan berkategori sehat.
Koperasi simpan pinjam itu didampingi Dinas
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lembata.
Baca Lainnya :
- Dua Kali Diberhentikan, Komisi I DPRD Rekomendasi Bupati Kembalikan Jabatan Kepala BAKD Lembata0
- PAN Lembata Buka Diri Bagi Pendaftaran Bacaleg 20240
- Cluster Sekolah Merebak Di Lembata, 8 Sekolah DiInstruksikan BDR0
- Hari Ini Bertambah 19 Kasus Baru Terkonfirmasi Covid-190
- APH Ditantang Ringkus Pengebom Ikan di Desa Tapobali0
Modal dasar pembentukan KSP senilai 250 juta
rupiah, berasal dari program anggur merah yang di gelontorkan almahrum mantan
Gubernur NTT, Frans Leburaya tahun 2016 silam, ditambah 200 juta rupiah dari
modal anggota.
Lesunya perekonomian di tingkat masyarakat
Desa, ternyata sudah memporak porandakan 54 KSP dari total 150 KSP yang pernah
berdiri di Lembata.
Namun, perjalanan mengikuti RAT dua KSP yang
tumbuh dan berkembang di Dua Desa, menumbuhkan kepercayaan diri warga untuk
menata ekonominya secara mandiri.
"Ini aset perekonomian di kampung. Dalam
perjalanan 7 tahun, KSP Desa Ataili sudah membantu sektor pendidikan,
kesehatan, pembangunan dan usaha usaha kecil di kampung ini," ujar Yohanes
Lalang, Kabid Koperasi, Dinas Koperindag Kabupaten Lembata.
Sementara itu, Yosep Lampo, Ketua KSP Desa
Ataili, menyebut, KSP yang dipimpinnya itu memiliki 53 anggota dengan aset
senilai 197 juta rupiah. Ia menyebut, pada tahun buku 2021, KSP nya mencatat
nilai simpanan sebanyak 148 juta rupiah.
Usai RAT, Jumad, 22 Februari 2022, Yosep
Lampo diganti Wence Buran sebagai ketua KSP Desa Ataili.
"Ini bukan angka yang kecil. Meski
dengan jumlah anggota yang relatif sedikit. Berkat Ketekunan, konsistensi, dan
disiplin, baik oleh Pengurus, pengawas dan anggota, KSP ini masuk kategori
Sehat. Dan yang membanggakan adalah sepanjang tahun buku 2021, pengurus dan
anggota KSP Desa Ataili berhasil membendung uang sebanyak 148 juta rupiah,
keluar dari Desa," ujar Yohanes Lalang, Kabid Koperasi, saat memberi
sambutan mewakili Kepala Dinas Koperindag Lembata.
Sedangkan, KSP Sisi Rimba, Desa Atawai, Kecamatan
Nagawutun, merupakan Koperasi terbaik ketiga di Kabupaten Lembata.
Menurut Ketua KSP Sisi Rimba, Yosep Labaona,
koperasi ini tumbuh sejak menerima dan mengelola dana dari program almahrum
mantan Gubernur NTT, Frans Leburaya, Anggur merah senilai 250 juta rupiah pada
tahun 2016, ditambah modal anggota senilai 200 juta.
Ia menyebut, aset KSP yang dipimpinnya itu
senilai Rp. 443.435.800,- dalam kurun waktu 5 tahun.
Disebutkan, hingga 31 Des 2021, terdapat 153
anggota dengan total SHU 20.6070.000,- yang dibagi kepada 5 komponen.
Selama tahun buku 2021 atau selama 12 bulan,
KSP Sisi Rimba berhasil membendung uang senilai Rp. 292.801.800,-. yang
tercatat sebagai penerimaan, diperoleh dari simpanan pokok, wajib, bunga,
sukarela, angsuran pokok, modal sendiri dan administrasi.
Adapun, pelayanan pinjaman tahun 2021
senilai, Rp 246.000.000,- dan angsuran pokok pinjaman, Rp.203.990.000,-
Yosep Labaona mengatakan, 90 persen anggota
KSP Sisi Rimba adalah petani. Sisanya pengusaha penimbun hasil dan usaha
perbengkelan.
Menurut Labaona, para petani anggota KSP Sisi
Rimba menggantung sumber penghasilan dari komoditi berupa kemiri, kelapa dan jambu
mente untuk dapat membayar kewajibannya sebagai anggota KSP.
"Ada juga dengan cara gemohing atau
kerja bersama sebuah kebun. Biaya jasa pengerjaan kebun itu untuk angsuran
kewajiban di koperasi," ujar Yos Labaona. Ia menjelaskan bagaimana cara
para petani setempat tertib tertib mengangsur pinjaman.
Disebutkan, anggota KSP adalah orang didalam
kampung sehingga para anggotanya memiliki beban moril yang besar untuk
membayar.
Menurut Yos Labaona, kredit yang diambil dari
KSP Sisi Rimba kini menghidupkan sektor usaha kecil dan menengah di Desa
seperti Kios, usaha transportasi kendaraan roda dua dan empat, serta membangun
rumah.
Labaona menegaskan, pihaknya menempatkan
Prioritas pinjaman untuk kebutuhan pendidikan generasi muda Desa Atawai.
Digitalisasi
KSP
Yohanes Lalang, Kepala Bidang Koperasi,
Diskoperindag Kabupaten Lembata, menjelaskan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Timur menyediakan anggaran senilai 50 juta rupiah, untuk digitalisasi KSP Desa.
"Saat ini Semua KSP di Lembata siap
digitalisasi. Semua transaksi melalui aplikasi dengan sistim online. Kita sudah
laksanakan pelatihannya. Pemprov NTT fasilitasi program koperasi digital dengan
anggaran 50 juta per koperasi. Saat ini sudah go life, aplikasi sudah
tersedia," ujar Yohanes Lalang.
Namun disebutkan, kendala utama digitalisasi KSP
adalah jaringan internet yang tidak merata di Seluruh Lembata. (*S/Hj).