Dikubur 21 Hari, Ahli Forensik Otopsi Jenazah Almahrum Bendahara Bupati Lembata

By Admin HJ 31 Mei 2022, 16:54:22 WIB Hukum
Dikubur 21 Hari, Ahli Forensik Otopsi Jenazah Almahrum Bendahara Bupati Lembata

TIM ahli forensik dari RS Bhayangkara Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (31/5/2022) pukul 10.00 WITA, melakukan otopsi jenazah almahrum Bendahara Bupati Lembata, Albertus Ali Buran.

Proses Otopsi dipimpin Dokter Edi Syahputra Hasibuan,  memakan waktu 2 Jam di tempat pemakaman umum Katholik, Kolinuba, Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Kepada Humanitarian Journal, usai melakukan Otopsi, Selasa (31/5/2022) dokter Edi Syahputra Hasibuan mengatakan, proses otopsi dimulai pukul 10.00 WITA, dimulai dengan pembongkaran kubur, pengangkatan Peti jenazah, kemudian tim memeriksa mayat korban selama dua jam.

Baca Lainnya :

"Kita lakukan otopsi luar dan dalam. Kita perlu ketahui juga bahwa mayat sudah dikubur tiga minggu nih. Sudah terjadi proses pembusukan. Hasilnya akan saya buatkan hitam diatas putih, namanya visum et repertum. Karena mayatnya sudah membusuk saya minta waktu 10 hari untuk mengetahui hasil otopsi. Biasanya 1 Minggu.

 

Dokter Hasibuan mengatakan, dirinya tidak dapat membuka  hasil temuannya dalam otopsi mayat almahrum Bendahara Bupati Lembata, Albertus Ali Buran. Namun dirinya berjanji akan menuangkan hasil otopsi mayat dalam visum Et Repertum.

"Saya tidak bisa bilang sekarang karena itu bukan hak saya. Itu hak Penyidik. Tadi saya otopsi juga keluarga ikut. Saya jelaskan juga kepada keluarga," ungkap Dokter Edi Syahputra Hasibuan.

Dokter spesialis forensik yang bertugas di RS Bhayangkara Kupang itu menolak menyebut adanya faktor kesengajaan dalam peristiwa kematian Almahrum Bendahara Bupati Lembata.


"Saya tidak bisa bilang Tetang sebab kematian korban, sebab yang berhak itu penyidik. Kalau saya cuman pembantu penyidik. Kalau dibilang faktor sengaja, bunuh diri atau bunuh diri, saya tidak bisa ungkap.

Ia memastikan, hasil otopsi mayat almahrum Bendahara Bupati Lembata, Albertus Ali Buran akan disampaikan secara tertulis dalam 10 hari.

"Hasilnya, saya minta waktu 10 hari," ujarDokter Edy Syahputra Hasibuan, spesialis forensik, bertugas di RS Bhayangkara Kupang.

Hasil Visum Belum Diterima Keluarga

Sementara itu, Tonce Buran, adik kandung korban, kepada pers mengatakan, proses otopsi ini diharapkan dapat mengungkap misteri kematian Almahrum Albertus Ali Buran.

"Sampai keluarga minta otopsi, karena keluarga menemukan tanda-tanda mencurigakan saat korban dievakuasi dari TKP menuju RSUD untuk divisum. Saya sendiri menyaksikan proses visum di RSUD Lewoleba. Tanda tanda mencurigakan itu seperti, adanya memar di punggung bagian belakang, semua areal leher keliling itu ada lebam berwarna hitam, juga bengkak pada bagian bawah kedua lutut korban. Nah kami ingin mengetahui bahwa korban ini murni gantung diri atau digantung," ujar Tonce Buran.

Pihak keluarga mengapresiasi kerja kerja Forensik Kepolisian dan terus menantikan hasil otopsi yang diharapkan menguak misteri kematian Almahrum Bendahara Bupati dan Wakil Bupati itu.

Dugaan adanya kekerasan fisik pada tubuh almahrum itu disaksikan sendiri oleh adik kandung korban, Tonce Buran, saat turut serta bersama Dokter RSUD Lewoleba melakukan visum luar.

Visum luar dilakukan pada saat di jenazah Albertus dievakuasi menuju RSUD Lewoleba setelah ditemukan tergantung di pohon di hutan Eto, wilayah  Desa Nubamado, kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Selasa (10/5/2022) lalu. Namun hingga saat ini, hasil visum belum diserahkan kepada keluarga.

"Keluarga belum terima hasil visum. Kemaren antar permohonan otopsi, polisi bilang belum. Kemaren, Kasatreskrim perintahkan. anggota untuk minta hasil visum di RSUD. Hasilnya sudah ada tetapi keluarga belum disampaikan. Ini sudah 21 hari sejak almahrum dikuburkan," ungkap Tonce Buran, adik kandung korban.

Albertus Ali Buran, 45 tahun, bendahara Bupati dan Wakil Bupati Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (10/5/2022), sekitar pukul 08.00 Wita ditemukan meninggal dunia. Ayah empat anak ini meninggal dunia dalam kondisi tergantung di dahan pohon. Pihak Kepolisian resort Lembata diharapkan serius menyelidiki sebab-sebab kematian korban.(*S/Hj).





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda