- Vonis Hakim Atas Kasus Korupsi di Lembata Lebih Rendah Dari Tuntutan Jaksa
- Baru Lolos, Saharudin Oknum Anggota TNI Asal Lembata Di Adukan Ke Mahkamah Militer
- Kembali Tanpamu
- Kepsek Di Lembata Terpaksa Pinjam Tablet Untuk Ujian Berbasis Android
- Pancasila Dasar Hidup Bangsa
- Dikubur 21 Hari, Ahli Forensik Otopsi Jenazah Almahrum Bendahara Bupati Lembata
- Penjabat Bupati Marsianus Optimistis Atasi Sumbatan Pembangunan di Lembata
- Buya Syafii Maarif, Taladan Peradaban
- BBGRM Di Nubatukan Fokus Mengejar Target Zero Stunting 2022
- Pemangsa
Buang Sembarangan, Sampah Menumpuk Berbulan Bulan Di Pasar Pada

PERILAKU membuang sampah sembarangan yang
diduga dipraktekkan para pedagang pasar Pada, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten
Lembata, Nusa Tenggara Timur, menyebabkan menumpuknya sampah plastik hingga
berbulan-bulan.
Ironisnya, meski ada Sebuah mobile bak sampah
yang dipersiapkan pemerintah di lokasi tersebut, namun sampah justru di buang
oleh para pedagang di luar bak sampah. Akibatnya, sampah pun berserakan sudah
berbulan bulan lamanya.
Menurut Sazkia, salah seorang pedagang pasar
Pada kepada humanitarianjournal.com, Jumat (14/1/2022) mengatakan, penumpukan
sampah diluar bank sampah mobile itu terjadi setiap sore dan malam hari. Sampah
itu dibuang oleh pedagang di kompleks Pasar Pada.
Baca Lainnya :
- Pemda Lembata Kebut Cakupan Vaksinasi Dosis II 0
- Gagal Jadi Kadis, Sekretaris Kominfo Ancam Lawan Bupati0
- Tutup 2021, Bupati Flores Timur Lantik 261 ASN Kedalam Jabatan Fungsional0
- Harga Melangit di Akhir Tahun, Diskoperindag Sidak Stok Telur Ayam0
- Jelang Tahun Baru, Harga Sembako di Lembata Naik Hingga 100 Persen0
"Setiap sore menjelang tutup pasar dan
malam, para pedagang di sini buang sampah. Ada yang buang di luar bak
sampah," ujar Sazkia. Dirinya gerah sebab warung tempatnya berjualan
akhirnya dipenuhi bau menyengat dari tumpukan sampah itu.
Ia mengaku sudah berbulan bulan, sampah yang
berserakan itu dibiarkan saja baik oleh pedagang setempat, petugas kebersihan
maupun petugas pasar.
Adapun petugas kebersihan, hanya mengangkut
bak sampah yang sudah berisi sampah, tanpa mengakut sampah yang ada di luarnya.
"Setiap hari ada dua petugas kebersihan
yang datang membawa bak sampah itu untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir
(TPA), tetapi karena hanya sopir sendirian saja, sehingga sampah di luar bak
itu tidak ikut diangkut. Sedangkan petugas Pasar pun hanya memburu pajak, baik
retribusi pasar maupun parkir," ujar Sazkia.
Sejumlah warga menyayangkan, penumpukan sampah di fasilitas publik itu tidak dapat dibersihkan, malah dibiarkan berbulan bulan.
Padahal, jika para pedagang bersama para petugas pasar
Pada menyisahkan waktu beberapa menit saja untuk mengangkut sampah di ke dalam
bak sampah yang sudah disediakan Pemerintah, persoalan kecil itu dapat diatasi,
sebelum berdampak luas. (*S/Hj).