- Ornamen Natal Unik Di Lembata Jadi Objek Swafoto
- Hari Kedelapan, 1 Bakal Calon DPD Serahkan Dukungan
- Hari Ketujuh, Baru 3 Bakal Calon DPD Serahkan Dukungan
- Bawaslu Lembata Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Bersama Pemilih Pemula
- KPU Lembata Sabet Dua Kategori Juara dari KIP Provinsi NTT
- KPU Lembata Gelar Uji Publik Penyusunan dan Penataan Dapil dan Alokasi Kursi Anggota DPRD Pemilu 20
- Kembalikan Lebih Dari 300 Juta, Terpidana Korupsi Awololong Tak Perlu Jalani Hukuman Subsider
- Antrian BBM Menahun, Perburuk Citra Pertamina di Lembata
- Dandim 1603 Sikka Pimpin Hari Memperingati kesakitan Pancasila dan upacara kenaikan Pangkat
- GOR 99 Lembata Cetak Sejarah Grand Final ETMC Paling Damai
Berlinang Air Mata, Ayah Donatus Minta Hentikan Penganiayaan Oknum TNI
Kasus Dugaan Penganiayaan Warga

Keterangan Gambar : Danramil 1624-03 Lewoleba, Mayor Chb. Ihsan Saat Memberikan Keterangan Pers
KASUS dugaan penganiayaan terhadap Donatus Lamabelawa
(22) dan Nasrudin Syarif (40) warga kota Lewoleba, Minggu (8/11/2020) di Markas
Koramil Lewoleba berbuntut Panjang.
Pihak keluarga memilik menempuh jalur hukum, sedangkan
pihak Danramil 1624-03 Lewoleba telah memeriksa 4 oknum anggota TNI guna
mendalami adanya kemungkinan dikenakan sanksi indisipliner militer.
Akibat dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum
anggota TNI tersebut, Donatus Lamabelawa menderita luka yang mengeluarkan
darah, dada dan bagian rusuk bagian kiri sakit.
Baca Lainnya :
- NasDem Lembata Rayakan HUT ke 9 di Panti Asuhan Eugene Smith0
- 6 Pusara Purnawirawan TNI Asal Lembata Dikunjungi Aparat Koramil 1624-03 Lewoleba0
- Kematian Ibu dan Janin Dalam Kandungan Dituding Perburuk Citra RSUD Lewoleba0
- Faridah Dan Pemulihan Ekonomi Yang Abai di Desa Babokerong0
- Hingga 8 November, Operasi Zebra Menyasar Penggunaan Masker0
Ayah korban, Marselinus Lamabelawa, Selasa
(10/11/2020) kepada wartawan, mengaku tidak terima anaknya dianiaya.
“sebagai manusia saya maafkan karena ada permintaan
maaf, tetapi jujur orang tua mana yang tega menyaksikan anaknya disiksa seperti
itu. Pada saat Pak Danramil sampai ke rumah saya tidak bicara satu katapun,”
ujar Marselinus Lamabelawa.
Ayah korban dugaan penganiayaan oleh oknum anggota TNI
tersebut mengatakan, pihaknya sangat kecewa, karena pada saat anaknya dianiaya
beramai ramai, Marselinus Lamabelawa melihat sendiri. Dirinya sempat empat kali
meminta Danramil agar memerintahkan anak buahnya untuk berhenti memukuli
anaknya.
Namun permintaan tersebut diabaikan Danramil setempat.
“saya saksikan sendiri. Hitungan detik anak saya itu
bebeas dari hujan pukulan dan tendangan oknum aparat di Markas Koramil
Lewoleba. Saat itu saya lihat ada oknum anggota senior, ada juga oknum Bintara
muda juga yang memukul anak saya. Saya empat kali minta dengan air mata untuk
tidak dipukul, tapi tidak diindahkan. Kalau anak saya salah, silahkan diproses
hukum,” ujar Marselinus Lamabelawa.
Syukuran Jadi Anggota TNI Berubah Petaka
Peristiwa dugaan penganiayaan bemula pada acara syukuran
teman sekalas Donatus Lamabelawa yang lolos test TNI dan kini bekerja di Lembata,
Sabtu (7/11/2020) malam.
Ketika sejumlah pemuda terlibat keributan, ditegur
para anggota Bintara Muda TNI. Namun teguran itu tidak diindahkan para pemuda.
Kemudian pada Minggu (8/11/2020) sejumlah anggota TNI
datang menjemput Damianus Lamabelawa di bilangan CWC, Lamahora, Kelurahan
Lewoleba Timur.
LBH Sikap Lembata buka suara berkaitan insiden
tersebut.
“Terhadap tindakan premanisme dan membabi buta yang
diduga dilakukan oleh oknum anggota Koramil 1624/03 Lewoleba, yang akrab disapa
dengan nama Serda Geri dan Serda Renaldi pada malam (08/11/2020) tersebut,
sangat kita sayangkan, menggunakan pakayan dinas lengkap militer, lalu
menganiaya warga masyarakat sipil di pinggiran jalan, setelah dianiaya
dipinggiran jalan, di bawa secara paksa layaknya diculik ke kantor koramil
Lewoleba lalu dikeroyok ramai-ramai di Kantor Koramil, inikan prilaku Preman
sebetulnya, mana ada Undang-undang mengatur oknum tentara sewenang wenang
menganiaya warga masyarakat sipil di markasnya, ini kan prilaku oknum koramil
Lewoleba yang mencederai institusi Angkatan Darat khususnya, TNI pada umumnya dan
tindakan semacam ini memalukan sebetulnya,” tulis LBH Sikap dalam rilis yang
diterima media ini.
Danramil Lewoleba Angkat Bicara
Sementara itu Danramil 1624-03 Lewoleba, Mayor Chb Ihsan menjelaskan, pihaknya hanya melakukan pembinaan kepada warga karena anggotanya juga menjadi korban insiden tersebut. Namun dirinya meminta maaf jika perbuatan tersebut dinilai berlebihan.
“Minggu malam 8 november 2020, suatu kejadian yang
dilakukan anggota kami dengan tujuan mulia adalah melakukan pembinaan terhadap
saudara-saudara kita. Mugkin dengan kealpaan, kelalaiannya melakukan suatu tindakan
juga yang bisa berdampak kepada suatu kegiatan. Ada penyelesaian dan langkah
-langkah sudah kita lakukan dengan kekeliruan itu,” ujar Danramil Lembata, Mayor
Chb. Ihsan.
Menurut Danramil 1624/03 Lewoleba, Mayor Chb. Ihsan, ada
4 anggota TNI sudah dilakukan pembinaan
akibat terlibat dalam dugaan penganiayaan itu.
“Anggota kami pun ada juga yang menjadi korban
insiden pada malam hari itu. Namun semua ini sudah ada pendekatan kepada
keluarga sehingga mudah-mudahan dengan pendekatan yang baik ini bisa
berkoordinasi berkomunikasi memahami kehilafan masing-masing,” ujar Danramil
1624-03, Mayor Chb Ihsan . (*S/Hj).