- BPKB Mobilnya Raib, Anggota Polisi Lapor SPKT
- Bertekad Wujudkan Generasi Unggul, Berkarakter dan Berbudaya, Legalitas Gudep Pramuka Dibenahi
- 10 Tahun Tanpa Kabar, Margareta Minta PJTKI Kembalikan Anaknya
- Tertib Data Penduduk, Lurah Lewoleba Barat Bertekad Serahkan Akte Saat Kematian
- Pemuda Empat Pulau Menyemai Pesan Cinta Alam dan Sesama Di Paroki Waikomo
- AHP Salurkan Beasiswa PIP Bagi Puluhan Sekolah di Lembata
- Puluhan Pengelola Objek Wisata di Sikka diLatih Kecakapan Keselamatan dan Keamanan
- Sejak Dibuka, Belum Satupun Partai Di Lembata Daftarkan Bacalegnya
- Bawaslu Lembata Gelar Media Gathering Tentang Penetapan Jumlah Kursi dan Dapil
- Tarian Kolosal Dolo Dolo Puncaki Hardiknas di Lembata
10 Tahun Tanpa Kabar, Margareta Minta PJTKI Kembalikan Anaknya

SUDAH 10 tahun berlalu, harapan
keluarga ini pupus. Alih alih merubah nasib dengan merantau, keluarga ini hanya
berharap anaknya yang direkrut sebuah PJTKI di Kupang tahun 2013 silam, segera
ditemukan dan kembali dengan selamat.
Margareta Tuto, 67 tahun, warga
Kolior, Kelurahan Lewoleba, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata ini tak
kuasa menahan tangis, saat berbicara dengan media ini, Selasa (11/7/2023).
Pasalnya, berbagai cara telah
dilakukan perempuan paruh baya ini untuk mencari tahu keberadaan anaknya, namun
belum membuahkan berhasil.
Baca Lainnya :
- Tertib Data Penduduk, Lurah Lewoleba Barat Bertekad Serahkan Akte Saat Kematian0
- Pemuda Empat Pulau Menyemai Pesan Cinta Alam dan Sesama Di Paroki Waikomo0
- AHP Salurkan Beasiswa PIP Bagi Puluhan Sekolah di Lembata0
- Sejak Dibuka, Belum Satupun Partai Di Lembata Daftarkan Bacalegnya0
- Bawaslu Lembata Gelar Media Gathering Tentang Penetapan Jumlah Kursi dan Dapil0
Sejak 2013 silam, Kristina
Bengang Unarajan, anak bungsu dari tiga buah hatinya itu, hilang kabar
beritanya.
Perempuan paruh baya ini nampak
cemas. Dengan mata berkaca-kaca, Margareta Tuto, 67 tahun berkisah, anak
bungsunya itu direkrut Regina Wejak, warga setempat yang tergabung dalam sebuah
perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) di Kupang.
"Tahun 2013, setelah kami
buatkan KTP, Regina Wejak ini rekrut anak saya. Dia sering datang ke rumah
kemudian bawa pergi anak saya. Dia bawa anak saya ini ke ibu Endang almarhumah
untuk pergi Kupang masuk PT. Ibu Regi jemput dari rumah, baru ibu Endang bawa
ke Kupang," ungkap Margareta Tuto.
Ia mengatakan, saat itu suaminya,
Yakobus Melo Unarajan keberatan kalau anaknya di bawa ke Malaysia, namun Regina
meyakinkan bahwa anak perempuan
bungsunya ini hanya dibawa ke Batam, karena kontrak kerja hanya dua
tahun.
Margareta Tuto dan Suaminya Yakobus Melo pun mengijinkan sang buah hati untuk pergi merantau karena anaknya pergi ke Batam hanya dua tahun. Alih-alih merubah nasib, sampai saat ini anak bungsunya itu tidak ada kabar berita.
Margareta mengaku pernah bertemu
almarhumah Endang saat masih hidup, namun hanya dijanjikan untuk mencari
keberadaan Kristina Bengang Unarajan di PT PJTKI di Kupang.
Di penghujung harapannya, Margareta
Tuto dan Suaminya Yakobus Melo, meminta bantuan para pihak berwenang untuk
segera menemukan dan mengembalikan anaknya.
Korvandus Sakeng, aktivis buruh
migran di Lewoleba, Rabu (12/7/2023) mengatakan, banyak modus operandi tindak
pidana perdagangan orang.
Ia mendesak para pihak yang
terlibat membawa pergi Kristina Bengang Unarajan, untuk mencari tahu
keberadaannya.
Korvandus Sakeng juga
berharap, Kapolres Lembata dapat menyelidiki kasus dugaan tindak pidana
perdagangan orang ini dengan memanggil para pihak. (*S/Hj).